Senin, 04 Februari 2013

Syamsir Alam: Dunia Harus Tahu, Indonesia Punya Pemain Bagus


Karier pesepakbola muda Indonesia, Syamsir Alam terus menanjak. Mengaku mulai bermain dengan menggunakan bola plastik di sebuah gang di daerah Kebayoran, Jakarta, kini dia telah siap melanglang buana di klub Amerika Serikat, DC United.
Cemerlang, kata itu rasanya pas untuk menggambarkan perjalanan karier Syamsir sebagai pesepakbola. Usianya masih belia, tapi Syamsir sudah mendapat kesempatan menimba ilmu di tim Sociedad Anonima Deportivo (SAD) Uruguay. Setelah itu, dengan bakat yang dimilikinya, Syamsir yang merupakan jebolan SSB AS-IOP berkesempatan melebarkan sayap ke Eropa.
Klub Divisi II Belgia, CS Vise mencium bakat yang dimiliki Syamsir. Tanpa ragu, klub milik Grup Bakrie itu menawarkan kesempatan kepada pemain 21 tahun itu untuk bermain di Belgia. Gayung bersambut, Syamsir meneken kontrak dengan CS Vise pada akhir 2011.

Sepak terjang Syamsir terus menanjak. Setelah bermain di Eropa dan Amerika Latin, Syamsir kembali mendapat kesempatan langka. Kali ini, DC United yang kebetulan dimiliki pria Indonesia, Erick Thohir memberinya peluang untuk mengembangkan karier di Negeri Paman Sam.

DC United meminjam Syamsir selama semusim. Mereka menilai Syamsir mampu memenuhi kebutuhan tim jelang bergulirnya kompetisi MLS musim 2013. Kelebihan Syamsir yang bisa bermain di empat posisi berbeda menjadi pertimbangan utama DC United.
Resmi bergabung dengan DC United, Syamsir berharap bisa semakin mengembangkan kariernya di masa depan. Lantas bagaimana perasaan Syamsir setelah resmi bergabung dengan DC United? Berikut petikan wawancara VIVAbola dengan pemain kelahiran Agam, Sumatera Barat, 6 Juli 1992 itu.

Setelah bergabung dengan DC United, apa yang Anda inginkan?

Mungkin perasaan saya seperti anak kecil lainnya yang punya mimpi bermain di luar negeri. Saya sangat bersemangat bisa bermain di DC United. Ini merupakan kesempatan emas yang harus saya manfaatkan dengan baik setelah sempat bermain di Uruguay dan Belgia. Selagi ada kesempatan, kenapa tidak dicoba.

Sampai saat ini saya merasa bukan pemain hebat. Masih banyak pemain yang lebih hebat dari saya. Saya hanya merasa beruntung. Namun, saya ingin menyampaikan kepada Amerika dan dunia, Indonesia juga memiliki pemain yang bagus dan bisa bertanding di level internasional.
Anda bersiap menghadapi Major League Soccer bersama DC United, ada hal yang menjadi kendala dalam persiapan ini?

Persiapan khusus saya rasa tidak ada, karena sebelumnya saya telah bermain di kompetisi Liga Belgia. Saya hanya menyiapkan mental saja. Karena harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Saya pun harus berlatih dan bermain bagus untuk membayar kepercayaan dari DC United.

Saya kira tidak ada kendala berarti. Saya membutuhkan waktu satu sampai dua hari untuk mengenal tim satu sama lainnya. Saya akan berusaha keras bisa menyesuaikan diri secepatnya dengan tim, begitu juga dengan permainannya. Namun, saya sudah memiliki bayangan mengenai tim. Saya melihatnya dari Youtube dan situs resmi.

Target yang ingin Anda capai bersama DC United?

Pertama, saya ingin menembus tim inti meskipun selangkah demi selangkah. Karena saya belum tentu menjadi pilihan utama pelatih. Target kedua, saya ingin bisa tampil optimal agar bisa mendapat kontrak permanen dari DC United. Target ini menjadi tantangan baru buat saya. Selain itu, saya juga harus berlatih dan bermain bagus untuk membayar kepercayaan dari DC United.

Postur tubuh pemain di Amerika di atas rata-rata orang Asia. Apakah itu menjadi hambatan?

Soal postur tubuh lawan bukan masalah. Saya telah berlatih di gym sejak usia 15 tahun untuk melatih kekuatan kaki. Kemampuan seorang pemain tidak bisa diukur dari postur tubuh. Setiap individu punya kelemahan dan kelebihan. Contohnya, Neymar (bintang timnas Brasil). Dia memiliki postur tubuh yang sama dengan saya. Namun, dia memiliki kaki yang kuat.

Mengenai atmosfer MLS, bagaimana komentar Anda?

Saya melihat dari Youtube selama beberapa tahun ke belakang mengenai atmosfer pertandingan di Amerika Serikat. Tidak seantusias seperti sekarang. MLS mulai dikenal saat David Beckham datang (ke LA Galaxy) disusul pemain bintang dunia lainnya. Atmosfer di sana sangat luar biasa dan very excited.

Setelah bergabung dengan DC United, apa impian Anda selanjutnya?

Sama seperti pemain lainnya, saya ingin bermain di Eropa. Tapi, itu masih terlalu jauh. Saya akan mencoba secara bertahap. Saya punya mimpi bermain untuk Manchester United. Namun, saya rasa itu sulit sekali. Karena belum ada pemain Indonesia bermain di Liga Inggris, apalagi memperkuat tim sebesar MU.

Anda siap jika dipanggil ke Timnas?

Dari umur 11 tahun, saya telah bermain untuk Timnas. Saat SEA Games 2011, ketika saya dicoret dari dalam skuad, saya tetap menonton dari tribun. Pelatih (Rahmad Darmawan) saat itu telah mengizinkan saya pulang. Tapi, saya tidak ingin pulang. Saya tetap mendampingi tim dan ikut membantu dalam latihan.
Saya siap jika kembali dipanggil ke Timnas. Saya memiliki jiwa nasionalisme tinggi. Tanpa dibayar pun saya siap membela Merah Putih.

Ada harapan untuk CS Vise?

Semoga Vise mampu memperbaiki posisi dalam klasemen dan menjadi tim yang lebih kokoh. Karena peringkat mereka kurang bagus saat ini. Tapi, saya yakin dengan kedatangan tiga pemain baru, membuat Vise bisa lebih kuat.

Bagaimana dengan dukungan orangtua Anda?

Kebetulan Ayah saya orang Padang. Saya memang disuruh merantau. Makin jauh makin bagus. Jadi mereka mendukung penuh langkah saya bermain di Amerika Serikat. Orang tua pun bangga dengan pencapaian saya sejauh ini. Mereka terus mendorong saya.

Apa yang telah Anda hasilkan dari karier selama ini?

Belum. Saya belum memiliki apa-apa. Saya masih menabung dan belum memiliki rencana untuk menggunakan uang itu.

Membina pacaran jarak jauh, apa kiat Anda agar hubungan tetap berjalan lancar?

(Tersipu malu)... Saya hanya menjaga komitmen dan saling percaya saja. Pacar saya juga bekerja. Umurnya 23 tahun, dia finalis putri Indonesia 2011. Untuk nama, rahasia lah itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar